Jumat, 24 Desember 2010

Penatalaksanaan IR, Massage dan terapi latihan pada kondisi post orif closed fracktur anatebra.pdf


       Patah tulang atau yang disebut juga fraktur didefinisikan sebagai suatu perpatahan pada continuitas struktur tulang yang diakibatkan oleh trauma langsung atau tidak langsung. Dan dapat juga diakibatkan penekanan yang berulang-ulang atau akibat patologik tulang itu sendiri (Apley, 1995). Apabila fragmen fraktur tersebut mengenai kulit disebut sebagai fraktur terbuka, sedangkan apabila fragmen fraktur tidak sampai merobek kulit dikatakan sebagai fraktur tertutup.
      Fraktur bisa dialami siapa saja karena tidak dibatasi oleh umur, baik bayi, maupun lansia dapat mengalami fraktur. Bisa disebabkan oleh trauma maupun suatu penyakit misalnya osteoporosis. Pada lansia mudah terjadi patah tulang saat mengalami trauma atau kecelakaan. Kejadiannya pada wanita 3 kali lebih besar dibanding pria. Wanita dengan osteoporosis merupakan faktor presdiposisi utama (R.Boedi Darmojo, 2000).
      Trauma merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami cidera oleh sadlah satu sebab, penyebab untuk trauma adalah kecelakaan kerja, olah raga, lalu lintas, dan rumah tangga. Di Indonesia kematian akibat kecelakaan lalulintas ± 12 ribu jiwa pertahun, sehingga dapat disimpulkan trauma menyebabkan dibutuhkannya biaya perawatan yang sangat besar, angka kematian yang tinggi, hilangnya waktu kerja yang banyak, kecacatan sementara dan permanen (Rasjad,1998). Maka kondisi ini sangat diperlukan penanganan seawal mungkin. Dalam gambaran epidemiloginya, fraktur merupakan masalah kesehatan yang menimbulkan kecacatan paling tinggi dari semua trauma kecelakaan kendaraan bermotor. Salah satu contoh dari fraktur ini adalah fraktur antebrachii karena saat terjadi trauma lengan bawah mengalami benturan, atau penekanan yang kuat yang akhirnya menimbulkan suatu perpatahan.


       Fraktur antebrachii merupakan suatu perpatahan pada lengan bawah yaitu pada tulang radius dan ulna dimana kedua tulang tersebut mengalami perpatahan. Dibagi atas tiga bagian perpatahan yaitu bagian proksimal, medial , serta distal dari kedua corpus tulang tersebut. Fraktur ini juga bisa mengenai anak-anak yang biasanya disebut fraktur Green stick (Appley, 1995). Penanganan fraktur tersebut dapat dilakukan reposisi serta reduksi dengan menggunakan pembidaian (gips) maupun dengan reduksi secara terbuka yaitu dengan Tindakan ORIF dengan pemasangan plate dan screw. Dari tindakan operatif tersebut menimbulkan adanya suatu permasalahan yang meliputi gangguan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional, yaitu adanya keluhan nyeri bekas incisi serta nyeri gerak, oedema, keterbatasan LGS, penurunan kekuatan otot, serta penurunan aktivitas sehari-hari (ADL).
      Fraktur antebrachii yang tidak mendapat penanganan yang baik akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti adanya gangguan aktivitas atau hilangnya fungsi dari anggota badan itu sendiri, proses penyembuhan tulang yang lama atau pula dapat meningkatkan adanya perubahan bentuk (deformitas) yang terjadi pada tulang itu sendiri, dan terjadinya komplikasi yang dapat memperburuk keadaan.
      Pada kondisi fraktur antebrachii tersebut fisioterapi mempunyai peranan dan tanggung jawab dalam mengatasi masalah mengurangi nyeri, mengurangi oedema, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan lingkup gerak sendi (LGS), serta mengoptimalkan aktivitas sehari-hari (ADL). Disini fisioterapi menggunakan modalitas yaitu Infra Red (IR) , Massage, Terapi Latihan yang dapat bermanfaat untuk mengurangi nyeri, mengurangi oedema, mengurangi spasme, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan lingkup gerak sendi (LGS), serta melatih aktivitas fungsional seperti berpakaian, menyisir serta segala aktivitas yang melibatkan lengan dan tangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Info Fisioterapi Blak Magik is Designed by productive dreams for smashing magazine Bloggerized by Blogger Template © 2009